Setelah mendapat cedera, Jean-Pierre Adams, pemain sepakbola internasional Perancis, berpikir bahwa sebuah operasi lutut biasa di rumah sakit akan mengatasi masalahnya.
Namun malang, operasi yang dilakukan di Lyon itu justru membuatnya jatuh ke dalam keadaan koma, tubuhnya tak dapat melakukan aktivitas normal, seperti berjalan atau berbicara.
Isterinya, Bernadette merawatnya setiap hari di rumah mereka dekat Nimes. “Saya pikir ia dapat merasakan hal-hal [di sekitarnya]. Pasti ia juga mengenali suara saya,” katanya dalam sebuah interview baru-baru ini dengan media.
Mereka bertemu di sebuah acara pada tahun 60-an. Sebagai pasangan multi-etnis hubungan mereka menjadi kuat dalam menghadapi tantangan, sampai mereka menikah pada 1969.
Tak lama kemudian Jean-Pierre bermain di divisi pertama bersama beberapa pemain terbaik dunia sebagai “bek hitam.”
Namun pada 17 Maret 1982 dunia berubah. Intubasinya rusak di rumah sakit yang kekurangan staf, menyebabkan serangan jantung, kerusakan otak, dan akhirnya jatuh ke dalam koma.
Para perawatnya dinyatakan bersalah tujuh tahun kemudian.
Jean-Pierre, sekarang 68, sehari-hari dirawat oleh isterinya yang setia.
Bernadette memberinya makan, berbicara padanya, mengganti pakaiannya, dan membeli hadiah untuk dibuka pada hari ulang tahun Jean-Pierre.
Ia mengatakan, “mengapa tidak” jika satu hari ilmu pengetahuan medis mengalami peningkatan dan dapat melakukan sesuatu bagi suaminya.
Sumber: disini
0 komentar:
Posting Komentar